02 Oktober 2008

Puasa Ramadhan Banyak Diteliti Ilmuwan

Ramadhan punya daya tarik sendiri bagi para ilmuwan. Diantaranya A. M. Johnstone, dari Rowett Research Institute, Aberdeen, Inggris. Dia menulis puasa di jurnal ilmiah Obesity Reviews dengan judul “Fasting – the ultimate diet?”Hidayatullah.com--“Salah satu kegiatan keagamaan yang paling banyak dikutip terkait puasa adalah masa Ramadan”, tulis, A. M. Johnstone, dari Rowett Research Institute, Aberdeen, Inggris, di jurnal ilmiah Obesity Reviews dengan judul “Fasting – the ultimate diet?” Puasa Ramadan memang menjadi daya tarik tersendiri bagi ilmuwan. Ada yang meneliti dampaknya pada prestasi atlit, pada pola hidup, juga pada kesehatan janin dan ibu hamil.

PUASA DAN SEPAK BOLA

Dampak puasa Ramadan pada atlit sepak bola baru-baru ini diteliti oleh Yoav Meckel dan rekannya dari Jurusan Pendidikan Jasmani dan Ilmu Olah Raga, Wingate Institute, Netanya, Israel dan Sekolah Kedokteran, Tel-Aviv University, Israel. Temuannya dimuat European Journal of Applied Physiology, volume 102 (6), 2008 dengan judul “The effect of the Ramadan fast on physical performance and dietary habits in adolescent soccer players” (Pengaruh puasa Ramadan terhadap kemampuan raga dan kebiasaan makan pada pesepak bola dewasa).

Hasil penelitian itu menyebutkan, terdapat sedikit penurunan berarti pada kemampuan tubuh atlit dalam mengolah oksigen, daya tahan kecepatan lari, serta kemampuan melompat. Namun puasa Ramadan tidak begitu berpengaruh pada kemampuan berlari cepat dan kelincahan.

Latihan jasmani intensif setiap hari juga mengalami penurunan selama Ramadan. Tidak terdapat perbedaan nyata dalam hal asupan makanan berkalori ataupun jumlah jam tidur secara keseluruhan antara bulan Ramadan dan bulan biasa.

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat memicu penurunan berarti pada kemampuan berprestasi atlit. Namun di sisi lain, penurunan prestasi ini tidak harus selalu berkaitan dengan perubahan pada asupan kalori maupun jumlah jam tidur selama puasa.

PUASA DAN POLA HIDUP

Puasa Ramadan menarik perhatian pula bagi peneliti asal Inggris. Mereka adalah Jim Waterhouse dkk dari Lembaga Penelitian untuk Ilmu Olah Raga dan Latihan, Liverpool John Moores University, Liverpool, Inggris.

Dengan melibatkan 31 orang berusia 18-70 tahun, 14 pria dan 17 wanita, penelitian ini dilakukan 2 minggu pra-Ramadan, 4 minggu dalam bulan Ramadan, dan 2 minggu pasca-Ramadan. Mereka yang diteliti ini diminta menjawab sejumlah daftar pertanyaan lima kali sehari, yakni ketika matahari terbit (sekitar pukul 07:00), pukul 10:00, 14:00, dan di saat matahari terbenam (sekitar pukul 18:30), serta saat beristirahat.

Hasil kajian itu terbit dengan judul “Diurnal changes in sleep, food and fluid intakes, and activity during Ramadan, 2006, in the UK: some preliminary observations” (Perubahan dalam hal tidur, makan dan minum, serta kegiatan di siang hari selama Ramadan 2006 di Inggris: sejumlah pengamatan awal). Mereka menerbitkannya di jurnal ilmiah Biological Rhythm Research, November 2007.

Selama berpuasa Ramadan tidak ada sama sekali asupan makanan dan cairan di siang hari antara terbit dan tenggelamnya matahari. Namun dari penelitian itu diketahui bahwa hal ini tergantikan di jam-jam menjelang matahari terbit (sahur) dan, khususnya, setelah matahari tenggelam (buka puasa). Mereka yang diteliti ini memberikan alasan karena menaati aturan agama tentang puasa dan bukan karena alasan ketiadaan lapar atau haus.

Pola tidur juga berubah selama Ramadan, di mana tidur di siang hari meningkat. Mereka lebih banyak tidur di waktu pagi, antara matahari terbit hingga pukul 10 pagi. Alasan mereka adalah untuk mengganti waktu tidur yang hilang.

Di siang hari, jumlah kegiatan yang melibatkan jiwa, raga dan kemasyarakatan berkurang. Tetapi kegiatan ini meningkat setelah matahari terbenam. Jumlah kegiatan-kegiatan tersebut mereka rasakan hampir menyamai dengan apa yang sebelumnya mereka lakukan.

PUASA DAN IBU HAMIL

Berpengaruh burukkah puasa Ramadan pada ibu hamil dan janinnya? Untuk mengetahui jawabannya, 36 orang ibu hamil sehat berpuasa dan 29 orang ibu hamil sehat tidak berpuasa diteliti di rumah sakit universitas Gaziantep, Turki selama satu bulan Ramadan penuh.

Hasil penelitian Dikensoy dkk ini dipaparkan jurnal ilmiah terbitan Jerman, Archives of Gynecology and Obstetrics, Mei 2008, dengan judul “The effect of Ramadan fasting on maternal serum lipids, cortisol levels and fetal development” (Pengaruh puasa Ramadan terhadap kadar lemak dan hormon kortisol serum ibu, serta perkembangan janin).

Pada ibu hamil yang berpuasa, yang tidak memiliki masalah kehamilan selama 20 minggu atau lebih, ditemukan mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam darah, sedangkan rasio LDL/HDL menurun.

Ibu hamil yang berpuasa dan yang tidak berpuasa ditemukan tidak mengalami perbedaan dalam hal pertambahan berat badan ibu, pertambahan bobot bayi teramati, kesehatan bayi, jumlah air ketuban, dan keadaan pembuluh darah tali pusar. Dengan kata lain puasa Ramadan tidak berpengaruh buruk pada perkembangan bayi.

PUASA, IBADAH MANUSIAWI

Hasil kajian ilmiah tentang pengaruh puasa Ramadan pada jiwa, raga, kesehatan dan pola hidup telah banyak diteliti ilmuwan. Yang tersebut di atas hanyalah sedikit contoh saja. Namun begitu, penelitian tersebut setidaknya telah mengungkap sejumlah sisi menarik. Yakni bahwa puasa Ramadan tersebut bukanlah dalam rangka memberikan kesusahan atau dampak buruk pada manusia, karena Allah, yang mewajibkan kita berpuasa, adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang, dan Mahatahu atas kondisi hamba-Nya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah, 2:185). [cr/http://www.hidayatullah.com/]

Selengkapnya...

30 September 2008

Selamat Idul Fitri 1429 H.


Keluarga Besar Pondok Pesantren
MIFTAHUL HUDA
Manonjaya - Tasikmalaya - Jawa Barat

Menyampaikan :
Selamat 'Idul Fitri 1429 Hijriyyah
Mohon Ma'af Lahir dan Bathin

Semoga kehidupan kita benar-benar kembali Fitrah
diiringi dengan Maghfiroh Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

Selengkapnya...

23 September 2008

Nasib Miftahul Huda Online

Perlu diketahui bahwa berbagai pertimbangan telah kami lakukan. Keberadaan miftahul-huda.net yang menjadi server inti kami ternyata harus berakhir. Disusul pula dengan habis masanya (expired) website kita yang satu ini (miftahul-huda.com).

Namun alhamdulillah kini kami sudah dapat memperpanjang dan meng-upgrade-nya. Kami berharap agar dengan ini kita bisa kembali jalin silaturrahmi, bertukar pengalaman, serta Maa Zaalat Almiftahul Huda. Amiin.

Selengkapnya...

17 Agustus 2008

Rihlah dan Tasyakur 2008

Dari kegiatan Rihlah ini setidaknya ada 3 (Tiga) hal yang patut kita renungkan, pertama Rihlah yang secara etimologis bermakna wisata atau rekreasi dalam kontek kegiatan ini bermakna perjalanan berjamaah dalam bertafakur bertadabur atas segala yang Alloh SWT ciptakan di muka bumi ini. Kita semua menyadari betapa kehidupan ini tidaklah berlangsung semakin mudah dan ringan, namun penuh dengan berbagai beban, penderitaan dan kesulitan. Dalam perjalanannya tentu memerlukan perjuangan, ketegaran, ketangguhan, kesungguhan, kesabaran serta keseimbangan. Setiap hari kita menemukan kesulitan tetapi dibalik itu pula ada kemudahan. Kedua sikap syukur, melalui kegiatan ini kita mendeklarasikan sebuah pengakuan akan kemahabesaran Alloh SWT, pengakuan atas segala limpahan nikmat dan karunia Alloh SWT nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat rezeki dan nikmat semua yang kita rasakan dari kehidupan. Ketiga kalau kita mengaca kepada peristiwa Isro Mi’raj Nabi Muhamad SAW maka kita dapat mengambil pembelajaran ketika selesai menjalani Isro Mi’raj beliau tidak enak-enakan di atas arasy Alloh SWT tetapi beliau meneruskan tanggungjawab kenabiannya dengan membawa risalah Alloh SWT berdakwah membawa kehidupan umatnya dari kehidupan jahiliyah kepada kehidupan berdasar ajaran islam. Demikian dikatakan Bupati Tasikmalaya dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten Tatapraja H.Endang Kusaeni, SH, M.Si pada acara Rihlah dan Tasyakur Santri dan Himpunan Alumni Miftahul Huda (HAMIDA) Manonjaya bertempat di Pantai Cimanuk Kecamatan Cikalong hari Jum’at (15/08). Hadir pada kesempatan tersebut Camat Cikalong, Kepala Desa Cimanuk Kec. Cikalong, Unsur Muspika Kec. Cikalong, Pimpinan Ponpes Miftahul Huda Manonjaya, Para Dewan Kiai, Ketua alumni Miftahul Huda, Mubaligh dari Jakarta, para kiai, para pimponpes, para ustad, tokoh masyarakat, peserta rihlah tasyakur dan dakwah, Ketua MUI Kec. Cikalong, santri ponpes Miftahul Huda serta masyarakat umum bukan hanya dari Tasikmalaya tetapi juga masyarakat dari Kabupaten Ciamis Selatan.

Lebih lanjut dikatakan oleh Bupati Tasikmalaya bahwa kesalehan individual tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan kesalehan sosial, keikhlasan ibadah spiritual pribadi tidaklah sempurna jika tidak dibarengi dengan keluhuran empati terhadap sesama.

Sementara itu Dewan Pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda KH. Abdul Aziz Affandy mengatakan bahwa di tengah-tengah krisis santri di Jawa barat menurut hasil penelitian bahwa santri yang betul-betul mendidik sebagai pesantren Salafiyah menurun tinggal 40%. Jadi tahun-tahun ini merupakan tahun prihatin bagi dunia pondok Pesantren Salafiyah.

Sedangkan Cecep Abdullah , S.Ag selaku tokoh masyarakat desa Cimanuk yang juga Kepala Desa Cimanuk mengatakan reuni ini bukan hanya merupakan pertemuan antar alumni Pesantren Miftahul Huda, tetapi juga merupakan pertemuan reuni antara pengurus ponpes beserta Ressant dan relawan-relawannya dengan masyarakat Cimanuk.

Sebelumnya M. Nurdin selaku Sekjen Hamida Pesantren Miftahul Huda mengatakan kegiatan Rihlah dan Tasyakur ini rutin dilaksanakan setiap tahun dengan tempat yang berbeda-beda, peserta terdiri santri Miftahul Huda, Alumni Miftahul Huda dan jamaah sedangkan sasarannya mengajak masyarakat supaya sadar dalam memahami agama.

Kegiatan Rihlah dan Tasyakur Santri dan Alumni Pesantren Miftahul Huda ini berlangsung selama 2 (dua) hari dari hari Jum’at dan Sabtu 15-16 Agustus 2008 diisi dengan acara Tabligh Akbar (bersama H. Jhoni Indo H. Anton Medan, DR. Rizal Ramli), Peduli sosial meliputi santunan fakir miskin dan dhuafa, pengobatan gratis, sadar tanam pohon dan olah raga sepakbola, baren antara santri dan nelayan. Pada kesempatan itu juga diserahkan pohon dari Pimpinan Umum Pesantren Miftahul Huda KH. Asep A. Maoshul Affandy kepada gabungan kelompok tani Desa Cimanuk.

Sumber

Selengkapnya...

16 Agustus 2008

Tutup catatan amal tahunan

Tiap detik, menit, jam, hari, minggu, dan tiap bulan tidak terasa pada hari ini kita masih diberi umur oleh Alloh SWT. padahal selama setahun ke belakang ini apa saja yang sudah kita perbuat? Apakah amal kita lebih banyak yang buruknya daripada yang baiknya, atau sebaliknya? Pastinya kita merasa bahwa kelakuan kita lebih condong kepada kejelekan, walaupun sedikit amal baik tetapi sering digagalkan dengan sifat jahat Riya dan Takabur karena memang yang namanya manusia tidak akan lepas dari khilaf dan dosa.

Tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tiap tahun pula seluruh amal kita itu ada buku tulisannya untuk dijadikan saksi kita nanti di hari pembalasan.

Pada hari ini adalah hari ditutupnya buku catatan amal tahunan. Sejenak kita introspeksi diri, bertaubat dan memohon ampunan kepada Alloh agar semua catatan kejelekan yang pernah dan yang akan kita perbuat di masa depan dihapusnya, diganti dengan amalan sholih serta bermanfa'at bagi diri kita, umumnya bagi seluruh ummat Islam yang masih berada dan orangtua, guru, keluarga, saudara yang telah mendahului kita.

Astaghfirullohal 'adhiim waatuubu ilaih... Yaa Alloh! Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia hingga akhir nanti...

Seluruh Keluarga
Pesantren Miftahul Huda
Manonjaya - Tasikmalaya - Jawa Barat

menyampaikan :
Mohon ma'af yang sebesar-besarnya
kepada seluruh ummat Muslimin dari semua kekurangan dan alfa

Allohumma baariklana fii rojaba wasya'bana waballighna romadlona... Aamin yaa Robbal'aalamiin

Selengkapnya...

01 Agustus 2008

Dari Miftahul Huda Online

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji serta Syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT. yang hingga hari ini kita masih diberi umur dan semoga senantiasa diberi kekuatan untuk beribadah, melaksanakan apa yang diperintah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Aamiin.

Sholawat beserta salam untukmu wahai Muhammad Kekasih Alloh! Tidak akan ada lagi Nabi dan Rosul yang diangkat Alloh setelahmu hingga akhir nanti.

Pertama, evaluasi kami tentang website Miftahul Huda Online baru beberapa bulan ini dibuat, alhamdulillah menjadi sebuah pembicaraan yang menarik dari para pengunjung, alumnus, simpatisan, kalangan masyarakat.

Kedua, menyadari hal ini kami harus serius mengelolanya karena ini pun bagian amanah yang patut dipertahankan demi tersebarnya Syari'at Islam.

Ketiga, Miftahul Huda Online sekarang mungkin belum dapat dibuka karena ada beberapa hal berkaitan dengan kebijakan web server (di Amerika) yang telah kami kontrak selama 2 tahun hingga kini masalah tersebut belum dapat kami selesaikan.

Keempat, oleh karena itu kami sampaikan permohonan maaf atas nama pengelola Miftahul Huda Online kepada para pengunjung, alumnus, simpatisan, dan masyarakat lainnya.

Kelima, berbagai pertimbangan kami lakukan. Apakah pindah ke server di Indonesia dengan alamat baru atau bagaimana? Kesimpulan sementara adalah dengan membuat sebuah blogspot ini "PesanTrend" Mungkin sebagian pengunjung bertanya kenapa namanya bukan Miftahul Huda atau identik dengan Miftahul Huda? Karena sudah kami coba bahwa nama Miftahul Huda sudah ada yang memakai maka kami ambil dari nama sebuah majalah Pesantren Miftahul Huda yang pernah beredar beberapa tahun yang lalu dengan motto "Menuju Syakhshiyyah Thoyyibah".

Keenam, adalah angka yang sudah kita ketahui bersama bahwa angka tersebut merupakan sebuah point terakhir dari sebuah acara. Banyak orang-orang dengan anekdotnya berkata "Yang penting acara keenam tidak ketinggalan" yaitu acara makan-makan. Dengan makan, tadinya melaksanakan ibadah kurang fit jadi fit, tidak semangat bekerja jadi semangat. Mari kita terus bersemangat untuk terus dan terus bekerja keras agar apa yang kita cita-citakan demi Syi'ar Islam mendapatkan pertolongan dan bimbingan Alloh SWT. Aamiin. Sekali lagi kami mohon maaf dan terima kasih atas dorongan serta partisipasinya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selengkapnya...